Senin, 22 Agustus 2011

IBU

Ibu, Mama, Bunda, Umi, Mami, entah seperti apa kalian memanggil wanita lembut ini..
tapi, aku lebih senang memanggil dia Ibu, yaa Ibu ku,
Ibu yang membesarkanku, yang merawatku, yang mendidikku, hingga aku seperti ini.
Ibu yang tak pernah lelah, tak pernah letih, bekerja demi anak-anaknya, apapun dia lakukan agar anak-anaknya bisa bahagia, yaa APAPUN itu!
Tetapi, aku terkadang tidak bisa melihat itu semua ketika aku dan beliau bertengkar.


Seperti hari ini, yaa hari ini,
Aku tlah menyakiti hatinya, hati seorang Ibu yang terlalu lembut sampai-sampai Ia tak bisa menangis jika terluka.
Aku khilaf, entah setan apa yang merasuki ku hingga aku bisa berprasangka yang tidak baik tentangnya, bukan hal yang berlebihan siih, tapi yaa intinya sudah berprasangka tidak baiklah.


Penyesalan memang selalu datang terlambat yaa, kalau tidak namanya bukan penyesalan.
Aku sedih, hatiku sakit, setelah aku sadar betapa aku tega menyakitinya dengan kata-kata ku.
Padahal Ia tak pernah lelah memperhatikanku beserta yang lainnya, selalu memntingkan kepentingan anak dan suaminya.
Ibu, maafkan aku ..
Maafkan aku Ibu,
MAAF Bu,
Begitu mulianya engkau, begitu kuatnya engkau Bu,


Aku sayang Ibu,
Aku belum bisa menjadi anak yang seperti kau dambakan, tapi aku tahu bahwa kau tidak pernah menuntut apapun dari anak-anakmu.
Kau hanya ingin anak-anakmu bahagia.
Terimakasih Bu :")